Thursday, March 24, 2011

Pembunuhan Agnes Kharisma

Polisi Juga Tangkap 2 Pembunuh Agnes Kharisma











Jakarta - Selain N, polisi juga telah menangkap dua eksekutor pembunuh Agnes Kharisma. Dua pembunuh yang diorder oleh N, ibu kandung Agnes itu berinisial S dan U.

"Polisi berhasil menangkap tiga pelaku pembunuhan ini, mereka adalah S, U, dan N," kata Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Gatot Eddy Pramono di Polres Jakarta Selatan, Rabu (23/3/2011).

Dua orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka itu ditangkap setelah polisi menginterogasi N. Tersangka S ditangkap pada 13 Maret 2011. "Kemudian pada tanggal 17 Maret tersangka U kita tangkap. Jadi tersangka sudah kita tangkap semua," katanya.

Jasad Agnes ditemukan di selokan Jl Joe, Jagakarsa, tak jauh dari kediamannya di Lenteng Agung, pada Minggu, 13 Februari. Diduga Agnes diperkosa, dirampok dan dibunuh. Namun hingga kini belum terkonfirmasi apakah Agnes benar diperkosa atau tidak.

http://www.detiknews.com/read/2011/03/23/175042/1599775/10/polisi-juga-tangkap-2-pembunuh-agnes-kharisma

Misterius, Ibu Menyuruh Anak Angkat Bunuh Agnes Kharisma

Jakarta - N menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri, Agnes Kharisma, dengan bantuan S yang merupakan anak angkatnya. Mengapa N memilih S sebagai eksekutor dan bukannya orang lain? Ada misteri apa antara ibu dan anak angkatnya?

"Sudah punya anak tapi kenapa ada anak angkat? Mengapa anak angkatnya justru diminta untuk membunuh anak kandungnya sendiri. Ada sesuatu yang misterius di sini. Ada relasi apa sehingga si anak kandung ini dikeroyok?" kata kriminolog UI, Purnianti, dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (24/3/2011).

Misteri itu ada banyak kemungkinannya. Bisa jadi karena anak kandung mengancam untuk membongkar sesuatu yang dilakukan oleh ibu dan anak angkatnya. Karena terjepit, maka menghilangkan nyawa menjadi pilihan keduanya.

Untuk mengetahui kejelasannya, maka polisi perlu mendalami kasus tersebut. Cara pendalaman, bukan hanya dengan memintai keterangan para tersangka, namun juga orang-orang di sekitar tersangka dan korban.

"Para tetangga bisa dimintai keterangan. Mungkin mereka tahu apakah sering terjadi keributan di rumah itu. Lalu bisa juga ditelusuri ke taman-teman korban, apakah korban pernah menceritakan keluhannya," imbuh Purnianti.

Mayat Agnes sempat disimpan di dalam rumah, menurut Purnianti, hal itu dilakukan karena otak pembunuhan maupun eksekutor tidak tahu bagaimana mengelola mayat tersebut. Mereka pun takut aksinya ketahuan.

"Mereka bukan pembunuh profesional. Saya rasa keputusan dan rencana membunuh ini muncul ketika rasa sakit hati sudah demikian memuncak sehingga tidak dipikirkan detail akan dikemanakan mayat anak itu," sambungnya.

Agnes dibunuh di rumahnya di Jalan Raya Sirsak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada 7 Februari 2011. Saat itu, Agnes baru pulang sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. Setelah disimpan 3 hari di rumah, jenazah Agnes ditemukan di selokan Jl Joe, Jagakarsa, tak jauh dari rumahnya pada Minggu, 13 Februari.

Polisi telah menangkap tiga tersangka dalam pembunuhan ini. Otak pembunuhan ini adalah ibu kandung Agnes sendiri. Ibu Agnes mengaku ingin membunuh anaknya karena sakit hati atas perlakuan kasar anaknya. Kedua ekskutor yang berinisial S dan U dibayar Rp 2 juta untuk menghabisi nyawa perempuan cantik itu. Ketiganya kini meringkuk di tahanan.
(vit/nrl)

http://www.detiknews.com/read/2011/03/24/130406/1600303/10/misterius-ibu-menyuruh-anak-angkat-bunuh-agnes-kharisma

Ibu Agnes Kharisma Tega Bunuh Anaknya karena Sakit Hati

Jakarta - Apa kira-kira alasan seorang ibu tega membunuh anaknya sendiri? Entahlah, namun kepada polisi, N mengaku sakit hati terhadap putrinya Agnes Kharisma yang berlaku kasar terhadapnya.

"Menurut ibunya, dia diperlakukan kurang inilah, sebagai seorang anak perlakukan orang tuanya kurang sesuailah," ujar Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Gatot Eddy Pramono kepada wartawan di Polres Jaksel, Rabu (23/3/2011).

Gatot mengatakan, motif pelaku dalam kasus ini diawali oleh perlakuan Agnes terhadap ibunya memang dirasa kurang pantas. Menurut penyidikan diketahui Agnes pernah mengusir orang tuanya sendiri.

"Sebagai orang tua diperlakukan kurang sesuai, sempat ibunya diusir oleh anak ini. Mungkin karena sakit hati," jelas Gatot.

Namun motif tersebut masih bersifat sementara dan masih perlu dicek kebenarannya. Polisi hingga kini masih mendalami motif pelaku dan terus mengembangkan penyidikan kasus ini.

"Tapi ini masih kita dalami lagi apakah betul karena itu atau karena yang lain. Penyidikan masih dikembangkan," katanya.

Sebelumnya Eddy menyatakan, dari hasil penyelidikan polisi telah melakukan penangkapan terhadap 4 tersangka pelaku pembunuhan ini. Mereka adalah N, S dan U. N yang merupakan ibu kandung korban ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka pada 7 Maret 2011. Kemudian pada 13 Maret, tersangka S ditangkap. Lalu pada tanggal 17 Maret, tersangka U pun ditangkap.

(nvc/ken)

S dan U Dibayar Rp 2 Juta untuk Bunuh Agnes Kharisma

Jakarta - Dua eksekutor pembunuh Agnes Kharisma dibayar Rp 2 juta oleh otak kejahatan ini yang tak lain adalah ibu Agnes sendiri. Usai membunuh, dua pria berinisial S dan U itu pulang ke rumahnya masing-masing. S ke Bekasi, dan U pulang kampung ke Jawa Timur.

"Keduanya dibayar Rp 2 juta oleh ibu Agnes untuk melakukan pembunuhan," kata Kapolres Jakarta Selatan Kombes Gatot Eddy Pramono kepada wartawan di Mapolres Jaksel, Jl Wijaya, Rabu (23/3/2011).

Gatot mengatakan, S sebenarnya bukan orang asing bagi Agnes. Pria tersebut merupakan anak angkat ibu Agnes. "S itu anak angkatnya dan U itu temannya S, keduanya dibayar Rp 2 juta, untuk berdua," kata Gatot.

S dan U membunuh Agnes dengan cara mencekik dan membekap mulut gadis cantik itu dengan kain handuk. Keduanya mengaku tidak pernah memperkosa Agnes.

Agnes dibunuh di rumahnya di Jalan Raya Sirsak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada 7 Februari 2011. Saat itu, Agnes baru pulang sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. Setelah disimpan 3 hari di rumah, jenazah Agnes ditemukan di selokan Jl Joe, Jagakarsa, tak jauh dari rumahnya pada Minggu, 13 Februari.

Polisi telah menangkap tiga tersangka dalam pembunuhan ini. Otak pembunuhan ini adalah ibu kandung Agnes sendiri. Sang ibu dan kedua tersangka kini meringkuk di tahanan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

http://www.detiknews.com/read/2011/03/23/190925/1599854/10/s-dan-u-dibayar-rp-2-juta-untuk-bunuh-agnes-kharisma

Kasus pembunuhan Agnes Kharisma alias Risma akhirnya terungkap. Ironisnya, otak pembunuhan diduga dilakukan Milly Patti alias Anggi yang tak lain ibu korban.

Merasa Tak Dihormati, Ibu Bunuh Anak

JAKARTA - Jajaran Polres Metro Jakarta Selatan berhasil menangkap tiga pelaku pembunuhan terhadap Agnes Kharisma, 17, yang ditemukan di dalam selokan di Jl Joe, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada 10 Februari lalu. Satu pelaku diantaranya merupakan Ibu kandung korban yakni Emmely Seacilie Patty alias M.

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Gatot Eddy Pramono mengatakan, pelaku pembunuhan terhadap korban Agnes itu ternyata ibu kandung korban sendiri yang dibantu oleh dua pelaku lainnya. Mereka adalah M ibu korban, S anak angkat M dan U teman dari S. ’’Mereka mengaku membunuh korban setelah pemeriksaan yang cukup sulit,’’ katanya.

Menurut keterangan M, dia membunuh karena merasa kesal atas perlakuan putrinya terhadap dirinya. Awalnya, M memang tidak mengakui telah membunuh anaknya. Dari pemeriksaan keterangan awal, M mengaku kalau anaknya diajak oleh seorang yang tidak dikenal, berupaya mengelak, dia terakhir melihat anaknya pada tanggal 7 Februari. ’’M mengaku kalau anaknya dijemput oleh supir kenalan anaknya, dan dia tidak mengenalnya,’’ bebernya. Pada saat itu, M menuturkan kalau dirinya tidak sempat melihat jenis mobil bahkan nomor polisinya.

Tetapi, penyidik tidak begitu saja percaya. Karena, saat memberikan keterangan pelaku selalu berubah-ubah. Sehingga, pada saat pemeriksaan lanjutan atau tepat tanggal 7 Maret pelaku akhirnya mengakui telah membunuh putrinya karena kesal atas perlakuan Agnes terhadap dirinya. ’’Dia mengaku telah diusir dari kontrakan Agnes, bahkan dia kesal karena diperlakukan seperti orang lain bukan seperti seorang anak terhadap ibunya,’’ ungkap Kombes Gatot Eddy P.

Dia tambahkan, M juga mengaku kalau dirinya dibantu oleh dua orang lainnya yaitu anak angkatnya S dan kawannya U. Agnes sendiri dibunuh pada tanggal 7 Februari dengan cara dibekap, dicekik lalu tubuh Agnes disiram dengan air untuk menghilangkan sidik jari. Pembunuhan keji itu dilakukan pada pukul 02.00 WIB di kontrakan Agnes di Jalan Raya Sirsak, Jagakarsa. Pada saat itu, M menunggu anaknya pulang di depan kontrakan putrinya. Begitu putrinya masuk, M berpura-pura ingin mengambil sikat gigi. Setelah di dalam kontrakan, kemudian M memanggil S dan U. Pelaku U masuk lebih dahulu langsung mencekik korban, sedangkan S membekap mulutnya dengan kain handuk hingga Agnes tewas.

Setelah Agnes tak lagi bernafas, para pelaku menelanjangi korban dan membasuhnya dengan air. Alasannya untuk menghilangkan sidik jari ditubuh korban, usai mengelap tubuh korban dibungkus selimut, dan mereka meninggalkan Agnes di kontrakannya. Selang tiga hari, para pelaku kembali ke kontrakan membawa jasad korban dengan menggunakan motor kemudian jasadnya dibuang di selokan di Jl Joe, Jagakarsa. ’’Kedua pelaku S dan U mengaku dibayar Rp2 juta untuk melakukan pembunuhan,’’ tambah Kapolres. Usai membunuh, mereka kabur. Pelaku S pulang ke rumahnya di kawasan Bekasi dan U pulang ke kampungnya di Jawa Timur. Mereka ditangkap di kediamannya kecuali M ditangkap saat pemeriksaan di Polres Jakarta Selatan. Barang bukti diamankan tangtop warna kuning, KTP, akte kelahiran korban, bantal dan seprei serta hp.

Ibu korban M (pelaku) mengaku jika dirinya kecewa dengan anaknya. Karena, perlakuannya terhadap dirinya tidak menunjukkan kalau Agnes adalah putrinya. ’’Saya kecewa, karena saya diperlakukan seperti orang lain,’’ kelitnya. Ketiga tersangka dijerat pasal 340 KUHP yaitu tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman 20 tahun dan maksimal hukuman mati.

Seperti diketahui, warga di Jalan Joe, Jagakarsa, dihebohkan dengan penemuan mayat tanpa busana di selokan tepat di depan kios ponsel. Saat itu, warga menduga kalau mayat itu adalah orang gila yang biasa lewat di lokasi. Namun, setelah dilakukan penyidikan ternyata jasad itu adalah Agnes yang menghilang sejak tiga hari sebelum ditemukan. Awalnya Agnes diduga dibunuh teman laki-lakinya, namun ternyata ibu kandungnya lah yang membunuh perempuan itu. (ibl)

Short URL: http://www.radar-bekasi.com/?p=4884

Ibu Bayar Anak Angkat Rp 2 Juta untuk Bunuh Anak Kandung
Tribun Manado - Rabu, 23 Maret 2011 19:18 WIB
Share |
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Kesal dengan perlakuan anaknya, ibu kandung Agnes Kharisma membayar anak angkatnya Rp 2 juta untuk membunuh anaknya sendiri yang tiada lain Agnes alias Risma.

M, ibu dari Agnes Kharisma menurut Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Gatot Edi Pramono, menjelaskan bahwa S yang tiada lain anak angkat dari M dan temannya U dibayar Rp 2 juta.

"Kedua pelaku S dan U mengaku dibayar Rp 2 juta untuk melakukan pembunuhan," kata Gatot di Mapolres Jakarta Selatan, Rabu (23/3/2011)

Seusai membunuh Agnes dan membuangnya ke selokan di sekitar Jagakarsa, Jakarta Selatan pada 10 Februari 2011. Para pelaku langsung melarikan diri. Pelaku S pulang ke rumahnya di kawasan Bekasi dan U langsung pulang kampung di Jawa Timur.

"Mereka ditangkap di kediamannya kecuali M ditangkap saat pemeriksaan di Polres Jakarta Selatan," kata Gatot Edi.

M mengakui kepada polisi telah merencanakan pembunuhan tersebut dengan anak angkatnya S. Ketiga tersangka saat ini dijerat pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman 20 tahun dan maksimal hukuman mati.

Sempat diwartakan sebelumnya, masyarakat di Jalan Joe, Jagakarsa, Jakarta Selatan digemparkan dengan penemuan mayat tanpa busana di sebuah selokan tepat didepan kios ponsel. Saat itu warga menduga kalau mayat tersebut adalah orang gila yang biasa lewat dilokasi.

Namun, setelah dilakukan penyidikan ternyata mayat tersebut Agnes yang menghilang sejak tiga hari sebelum ditemukan. Awalnya Agnes diduga dibunuh teman laki-lakinya, tetapi belakangan Agnes diketahui dibunuh ibu kandungnya bersama dua pelaku lainnya.

Sang ibu mengaku membunuh anaknya lantaran merasa sakit hati dengan perlakuan anaknya yang tidak memandangnya sebagai ibu bahkan Agnes sempat mengusir dirinya. (*)


Editor : Anthonius_Iwan
Sumber : Tribunnews

S Sempat Akan Memperkosa Agnes Kharisma, U Mencegah
Adi Lazuardi - detikNews
Jakarta - Salah satu pembunuh Agnes Kharisma, S, sempat akan memperkosa gadis itu sebelum dibunuh. Namun hasrat itu urung dilampiaskan lantaran dicegah oleh U, pelaku pembunuhan yang lain.

"S Ingin memperkosa tapi ditahan oleh U. Karena U takut kualat lantaran istrinya sedang hamil," kata kakak Agnes, Angga.

Hal itu disampaikannya saat ditemui detikcom di kediamannya, Jl Kebon Manggis II, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (24/3/2011).

Angga menuturkan, dirinya telah bertemu dengan S yang merupakan anak angkat ibunya. Kepada Angga, S mengaku tidak pernah memperkosa Agnes.

"Agnes tidak diperkosa. Saya sudah ketemu langsung sama S. Saya tanyakan, dia bilang, sumpah tidak memperkosa," ucap Angga di rumahnya yang bercat putih dan berlantai dua itu.

Agnes dibunuh di rumahnya di Jalan Raya Sirsak, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Saat itu, Agnes baru pulang sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. Jenazah Agnes ditemukan di selokan Jl Joe, Jagakarsa, tak jauh dari rumahnya pada Minggu, 13 Februari. Tim forensik yang mengotopsi jenazah Agnes menemukan ada sperma di sekitar kemaluan Agnes. Kini ibu kandung Agnes, N, bersama dengan S dan U telah meringkuk di tahanan.

Polisi semula menduga Agnes diperkosa oleh pembunuhnya karena ditemukan sisa sperma di kemaluannya. Namun tersangka menyangkal memperkosa, sehingga pemilik sperma itu masih misterius.
(vit/nrl)
http://www.detiknews.com

Kakak Agnes Kharisma: Ibu Membunuh Karena Uang, Bukan Sakit Hati
Adi Lazuardi - detikNews
Jakarta - Agnes Kharisma tewas di tangan ibunya sendiri, N. Menurut pengakuan N, dia membunuh putrinya karena sakit hati. Namun kakak Agnes, Angga, tidak percaya. Menurut dia, ibunya membunuh karena uang.

"Kalau dibilang itu motifnya karena kesal atau sakit hati, itu bohong. Karena almarhum itu sama ibu baik banget. Apa yang diinginkan ibu, dikasih. Kalau kesal, yang namanya keluarga, kesal satu sama lain itu biasa," tutur Angga.

Hal itu disampaikannya saat ditemui di kediamannya, Jl Kebon Manggis II, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (24/3/2011).

Angga menduga kuat, uang adalah alasan di balik pembunuhan itu. "Motif utamanya karena uang. Entah apa yang ingin dibeli pada saat itu," imbuhnya.

Menurutnya, sebelum dibunuh, Agnes sedang memegang uang cash. Uang tersebut sedianya untuk bayar mobil dan disumbangkan ke panti asuhan.

"Karena nggak dikasih, maka dibantailah pada saat itu," lanjutnya.

Dia menambahkan, yang membuang mayat Agnes adalah anak angkat ibunya, S. Sementara U yang merupakan teman S hanya membantu membunuh. Ketiganya kini sudah meringkuk di tahanan.

Agnes dibunuh di rumahnya di Jalan Raya Sirsak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada 7 Februari 2011. Saat itu, Agnes baru pulang sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. Setelah disimpan 3 hari di rumah, jenazah perempuan cantik itu ditemukan di selokan Jl Joe, Jagakarsa, tak jauh dari rumahnya pada Minggu, 13 Februari.

http://www.detiknews.com/read/2011/03/24/154051/1600559/10/kakak-agnes-kharisma-ibu-membunuh-karena-uang-bukan-sakit-hati

Kakak Agnes Kharisma: Ibu Penyuka Burung Dara, Bukan Narkoba
Adi Lazuardi – detikNews

Jakarta - Beredar kabar, ibunda Agnes Kharisma, N yang tega membunuh putri kandungnya sendiri adalah pecandu narkoba. Namun menurut putranya, Angga, sang ibu bukanlah pecandu narkoba. N hanya suka memelihara burung dara.

"Ibu itu bukan pecandu narkoba, cuma dia itu pecandu burung dara. Hobinya memelihara burung dara," kata Angga.

Hal itu disampaikannya saat ditemui detikcom di kediamannya, Jl Kebon Manggis II, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (24/3/2011).

Saking sukanya dengan burung dara, N rela merogoh banyak uang. Burung, kandang hingga makanannya dia beli. Bahkan sebelum terjadi pembunuhan Agnes, N sempat membeli kandang burung hingga Rp 500 ribu.

Angga menuturkan, ibunya memang pernah diusir Agnes. Hal itu karena sang ibu kerap mengambil uang Agnes. Padahal Agnes sudah berkali-kali meminta ibunya agar tidak mengambil uangnya. Namun permintaan itu selalu diabaikan ibunya.

"Setelah diusir, mereka berbaikan kembali. Ibu memang paling dekat dengan Agnes," tambah Angga di rumahnya yang bercat putih dan berlantai dua.

Dia berkisah, saat masih duduk di bangku sekolah, Agnes merupakan anak yang pintar. Dia selalu mendapat ranking pertama di kelasnya. Bahkan kepala sekolah pernah menawarkan untuk membayari sekolah Agnes saat gadis itu memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah.

"Waktu itu juga sempat ditawari untuk pertukaran pelajar ke Jepang saat SMP dan sempat memenangi lomba penulisan novel," sambung Angga.

Agnes dibunuh di rumahnya di Jalan Raya Sirsak, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Saat itu, Agnes baru pulang sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. Jenazah Agnes ditemukan di selokan Jl Joe, Jagakarsa, tak jauh dari rumahnya pada Minggu, 13 Februari.

Ibu Agnes, N, diduga menjadi otak pembunuhan itu. S, yang menjadi eksekutor pembunuhan itu adalah anak angkat N. S dibantu oleh temannya, U.

(vit/gah)

http://www.detiknews.com/read/2011/03/24/162307/1600615/10/kakak-agnes-kharisma-ibu-penyuka-burung-dara-bukan-narkoba

S, Pembunuh Agnes Sering Keluar Masuk Penjara Karena Narkoba
Jakarta - S adalah anak angkat N, yang terlibat dalam pembunuhan Agnes Kharisma. N yang merupakan ibu kandung Agnes diduga memilih S untuk menjadi eksekutor karena S sering keluar masuk penjara.

"Kayaknya S dipilih ibu karena anak angkat sendiri. S ini juga kenal dunia kriminal karena keluar masuk penjara. Dia pernah masuk LP Cipinang, LP Salemba karena kasus narkoba," kata Angga.

Hal itu disampaikannya saat ditemui detikcom di kediamannya, Jl Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (24/3/2011).

Angga menduga, S memiliki keberanian untuk membunuh Agnes karena pengalamannya di dunia kriminal. Apalagi S sejak kecil sudah tinggal bersama N. S Hidup bersama anak-anak N dan sudah seperti anak sendiri.

"Saya kenal sama S dari kecil, karena memang sejak dulu sudah bareng kita. Jadi ibu juga percaya sama dia," ucap pria 30 tahun itu.

Angga menjelaskan, U yang turut terlibat dalam pembunuhan itu adalah teman S. "Mereka dijanjikan akan dikasih uang oleh ibu, masing-masing Rp 2 juta. Setelah menerima uang, U langsung pulang kampung," terang Angga.

Sedangkan S, awalnya baru diberi uang Rp 1 juta oleh N. Sisa uang diberikan setelah S membuang mayat Agnes yang telah 3 hari disimpan di rumah.

"Sabtu nanti kabarnya akan ada rekonstruksi, tapi masih tentatif. Lalu malamnya akan ada peringatan 40 hari (meninggalnya Agnes)," lanjut Angga sembari menghisap rokoknya.

Agnes dibunuh di rumahnya di Jalan Raya Sirsak, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Saat itu, Agnes baru pulang sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. Jenazah Agnes ditemukan di selokan Jl Joe, Jagakarsa, tak jauh dari rumahnya pada Minggu, 13 Februari.

Ibu Agnes, N, diduga menjadi otak pembunuhan itu. Kini N, S dan U telah meringkuk di tahanan. N mengaku tega membunuh darah dagingnya sendiri karena sakit hati atas perilaku kasar putrinya. Keterangan ini berbeda dengan penjelasan Angga yang menyatakan, N dan Agnes memiliki hubungan erat. Dia menduga motifnya adalah uang, bukan sakit hati.

(vit/nrl)
http://www.detiknews.com/read/2011/03/24/171658/1600667/10/s-pembunuh-agnes-sering-keluar-masuk-penjara-karena-narkoba

Ibu Jadi Otak Pembunuhan Agnes Kharisma, Keluarga Shock
Adi Lazuardi – detikNews

Jakarta - Angga (30), kakak Agnes Kharisma, mengaku tidak menyangka ibunya N menjadi otak pembunuhan adiknya. Ia dan keluarga lainnya shock atas kejadian itu.

"Keluarga tidak menyangka, saya kaget dan shock, tapi kita ikuti hukum yang berlaku," kata Angga saat ditemui detikcom di rumahnya, Jl Kebon Manggis II, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (24/3/2011).

Angga menjelaskan, setelah Agnes tewas, dia merasa ada yang janggal dengan ibunya sehingga dia merasa curiga. Kecurigaan muncul saat melihat HP yang biasa digunakan oleh N. Menurutnya, N tidak terlalu mengerti teknologi. Bahkan untuk membaca SMS saja harus dibacakan. N juga tidak bisa menghapus SMS.

"Tapi saat itu, di inbox dan sent item HP itu kosong," kata Angga sambil menghisap rokoknya.

Saat dimintai keterangan oleh polisi, N mengaku HP itu dipinjamnya dari rekannya yang bernama Susan. Namun saat dimintai keterangan oleh polisi, Susan membantahnya.

"Dia tidak pernah meminjamkan HP-nya," lanjut Angga dengan suara perlahan.

Angga menuturkan, N pernah memberikan bed cover kepada Susan. Ternyata bed cover itu digunakan untuk menyimpan jenazah Agnes.

"Waktu itu bed covernya kotor sehingga ibu mencucinya di rumah Susan," sambungnya.

Agnes dibunuh di rumahnya, di Jalan Raya Sirsak, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Saat itu, Agnes baru pulang sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. Jenazah Agnes ditemukan di selokan Jl Joe, Jagakarsa, tak jauh dari rumahnya pada Minggu, 13 Februari.

Ibu Agnes, N, diduga menjadi otak pembunuhan itu. S, yang menjadi eksekutor pembunuhan itu adalah anak angkat N. S dibantu oleh temannya, U.

(nal/vta)
http://www.detiknews.com/read/2011/03/24/170218/1600654/10/ibu-jadi-otak-pembunuhan-agnes-kharisma-keluarga-shock

Kronologi Pembunuhan Agnes oleh Ibu Kandung
Agnes Kharisma, 17 tahun, seorang sales promotion girl (SPG) tewas di tangan ibu kandung.

VIVAnews - Wajah manis itu kini tinggal kenangan. Agnes Kharisma, 17 tahun, seorang sales promotion girl (SPG) tewas di tangan ibu kandungnya sendiri, Milliatti.

Masa kecilnya tidak seperti anak lainnya. Prahara perceraian orangtuanya mengharuskan dia harus membanting tulang. Sejak lulus SMP, dia tidak melanjutkan sekolah, melainkan bekerja. SPG menjadi pilihannya.

Tak cuma itu, gadis kelahiran tahun 1994 ini pernah dijual oleh ayah kandungnya sendiri saat masih kecil, bersama dua kakaknya Angga dan Anggi. "Atas kasus ini ayahnya dipenjara. Tapi kini sudah bebas," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Polisi Budi Irawan kepada VIVAnews.com.

Setelah menjadi SPG, kurang lebih selama empat bulan, Agnes dekat dengan laki-laki asal Amerika berinisial C. Setelah berkenalan dengan C, perilaku Agnes berubah. Jika butuh uang, Agnes tinggal meminta dengan C.

Setelah itu, Agnes merasa mampu menafkahi ibunya. "Inilah yang dirasakan ibunya, melihat anaknya tidak hormat lagi." kata Budi. Karena kesal akhirnya Milliatti membunuh putri kandungnya dibantu dua pelaku lainnya. Mereka adalah S, anak angkat Milliatti, dan U, teman S.
Milliatti mengaku kecewa dengan anaknya. "Saya kecewa, karena saya diperlakukan seperti orang lain, bahkan saya diusir dari rumah," ujar Milliatti.


Lalu bagaimana kronologi pembunuhan Agnes Kharisma:

Senin, 7 Februari 2011

Milliatti mengajak tersangka S dan U untuk menghabisi nyawa anaknya. S adalah anak angkat dari Milliatti dan U adalah rekan S. Untuk menghabisi nyawa Agnes, U dan S dibayar Rp2 juta.

Senin, 7 Februari 2011 pukul 02.00

Milliatti bersama S dan U menunggu di depan rumah kontrakan Agnes di Jalan Raya Sirsak, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Milliatti bisa leluasa berada di situ karena memang pernah tinggal serumah dengan anaknya.

Begitu putrinya datang dan masuk kontrakan, Milliatti berpura-pura ingin mengambil sikat gigi. Setelah berada di dalam kontrakan, Milliatti kemudian memanggil S dan U. Pelaku U yang masuk terlebih dahulu langsung mencekik korban. Setelah itu S juga membekap mulutnya dengan kain handuk hingga Agnes tewas.

Setelah tewas, para pelaku kemudian menelanjangi korban dan menyekanya dengan air. Alasannya untuk menghilangkan sidik jari. Usai mereka mengelap jasad korban, kemudian dibungkus dengan selimut dan mereka meninggalkan di rumah kontrakan Agnes.

Kamis, 10 Februari 2011

Tiga hari kemudian, para pelaku kembali ke kontrakan dan langsung membawa jasad korban dengan menggunakan sepeda motor hingga akhirnya dibuang di saluran air di Jalan Joe, Jagakarsa. Usai membunuh, mereka langsung melarikan diri. Pelaku S pulang ke rumahnya di kawasan Bekasi dan U langsung pulang kampung di Jawa Timur.

Minggu 13 Februari 2011

Warga Jalan Joe, Jagakarsa, Jakarta Selatan digemparkan dengan penemuan mayat tanpa busana di sebuah selokan tepat di depan kios. Saat itu, warga menduga kalau mayat itu adalah orang gila yang biasa lewat.

Namun, setelah dilakukan penyidikan ternyata mayat itu adalah Agnes dan menghilang sejak tiga hari sebelum ditemukan.

Minggu, 7 Maret 2011

Polisi memeriksa Milliatti untuk kesekian kalinya. Pada pemeriksaan sebelumnya, Milliatti tidak mengakui telah membunuh anaknya. Dari keterangan awalnya, Milliati mengaku kalau anaknya diajak seorang yang tidak dikenal.

Bahkan dia juga mengatakan terakhir melihat anaknya pada 7 Februari 2011. Dia mengaku Agnes dijemput sopir kenalan anaknya, dan dia tidak mengenalnya. Tetapi, penyidik tidak begitu saja percaya karena Milliatti saat memberikan keterangan selalu berubah-ubah.

Namun setelah terus didesak, akhirnya Milliatti mengaku membunuh anak kandungnya. Polisi langsung menetapkannya sebagai tersangka dan dijerat pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman 20 tahun dan maksimal hukuman mati.
• VIVAnews

http://metro.vivanews.com/news/read/211274-kronologi-pembunuhan-agnes-oleh-ibu-kandung


U Bunuh Agnes Kharisma Agar Dapat Uang untuk Persalinan Istri

Jakarta - Uwak (U) alias Warto diminta untuk membantu membunuh Agnes Kharisma oleh Sonny alias Sinyo (S) dan Nenek (N) alias Milly Patti (otak pelaku pembunuhan). Warto menerima tawaran itu lantaran mendapat janji mendapatkan uang Rp 2 juta. Dia memang butuh uang untuk biaya persalinan istrinya.

"Warto mau diajak oleh Sonny karena dia butuh uang untuk biaya melahirkan istrinya," kata kakak Agnes, Angga.

Hal itu disampaikannya saat ditemui detikcom di kediamannya, Jl Kebon Manggis II, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (24/3/2011).

Kepada Warto dan Sonny, Milly Patti yang merupakan ibunda kandung Agnes, dan biasa dipanggil Ibu Nenek, menjanjikan akan memberi uang Rp 2 juta. Setelah Agnes dibunuh dan mendapat Rp 2 juta, Warto lantas pulang kampung ke Jawa Timur.

"Sedangkan Sonny baru diberi Rp 1 juta. Sisanya baru diberi setelah membuang mayat Agnes," tutur Angga.

Sebelum membunuh, Sonny sempat akan memperkosa Agnes. Namun Warto mencegah Sonny melakukan perbuatan itu.

"Sonny ingin memperkosa tapi ditahan oleh Warto. Karena Warto takut kualat lantaran istrinya sedang hamil," kata Angga.

Agnes dibunuh di rumahnya di Jalan Raya Sirsak, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Saat itu, Agnes baru pulang sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. Jenazah Agnes ditemukan di selokan Jl Joe, Jagakarsa, tak jauh dari rumahnya pada Minggu, 13 Februari.

Ibu Agnes diduga menjadi otak pembunuhan itu. Kini Nenek, Sonny (anak angkat Nenek) dan Warto telah meringkuk di tahanan. Nenek mengaku tega membunuh darah dagingnya sendiri karena sakit hati atas perilaku kasar putrinya. Keterangan ini berbeda dengan penjelasan Angga yang menyatakan, Nenek dan Agnes memiliki hubungan erat. Dia menduga motifnya adalah uang, bukan sakit hati.

(vit/nrl)
http://www.detiknews.com/read/2011/03/24/174105/1600692/10/u-bunuh-agnes-kharisma-agar-dapat-uang-untuk-persalinan-istri?n991103605

No comments:

Post a Comment